Senin, 24 Agustus 2015

Asyiknya Berhijab

Is there anyone knows IHSD?
---------------------
IHSD dilatarbelakangi oleh keputusan pemerintah Inggris yang melarang adanya simbol-simbol keagamaan sehingga banyak kaum muslim yang merasa keberatan, terutama muslimah. Kemudian lahirlah Konferensi London pada tanggal 4 September 2004 yang dihadiri oleh ulama-ulama internasional termasuk DR. Yusuf Qardhawi, serta ratusan delegasi organisasi di Inggris maupun dunia. Hasil konferensi tersebut adalah:
1. Dukungan terhadap jilbab
2. Menetapkan 4 September sebagai hari Solidaritas Hijab Dunia
3. Menetapkan aksi sebagai bentuk dukungan terhadap hijab

---------------------
Kami Jaringan Muslimah Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Indonesia mempersembahkan ‪#‎AsyiknyaBerhijab‬ dalam rangka IHSD smile emotikon
Tunggu aksi kami di kotamu! Catat tanggalnya, Ahad 6 September 2015~
---------------------
#AsyiknyaBerhijab
‪#‎BerkaryaUntukIndonesia‬
‪#‎MainKeRumah‬
---------------------
● Media Kami ●
Web : www.fsldkindonesia.org
Fanpage : FSLDK Indonesia
Instagram : @fsldkindonesia
Twitter : @fsldkindonesia | @JarmusnasFSLDKI
Line : @yok1532s
G+ : FSLDK Indonesia
Email : info@fsldkindonesia.org

Selasa, 16 Juni 2015

CARA NABI MENYAMBUT RAMADHAN


Oleh: Ustadz Ahmad Ubaydi Hasbillah - Pengajar Quran Learning Centre

Alhamdulillah, kita masih bisa menemui tamu agung tahunan yang dinanti-nanti selama berbulan-bulan. Ya, itulah bulan Ramadhan yang penuh berkah yang di dalamnya terdapat malam penganugerahan seribu bulan. Entah sudah berapa Ramadhan yang berhasil kita lewati? Tentu hal itu bergantung pada bilangan umur yang telah kita lalui. Siapa coba yang tidak ingin mendapat penghargaan itu? Jangan-jangan tahun ini, nobel tersebut memang jatuh ke tangan kita, amin. Karena itu, wajar jika banyak orang selalu merindu dan mendamba bulan ini sehingga butuh persiapan sedini mungkin untuk menyambut kehadirannya.

Kehadiran bulan Ramadhan yang biasa disemarakkan dalam acara tarhib Ramadhan seringkali dimanfaatkan oleh banyak orang sebagai waktu untuk berbenah diri, membersihkan hati dan mempererat kembali tali silahturahim dengan sanak famili. Kebersihan dan kesiapan hati menyambut Ramadhan akan terasa lebih indah jika dicerminkan dari hati yang suci. Karena itu, seringkali kita melakukan persiapan fisik dan mental untuk menyambut bulan puasa selama satu bulan penuh ini.
Pada detik-detik menjelang kehadiran bulan Ramadhan, kita seringkali melakukan berbagai seremonial dan acara-acara keagamaan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Ya, itulah yang biasa kita kenal dengan istilah tarhib Ramadhan alias menyambut Ramadhan. Istilah tarhib yang dalam bahasa Indonesia diartikan dengan "menyambut" memiliki makna filosofis yang cukup dalam. Ramadhan yang kita sambut ini berarti sesuatu yang memang kita tunggu-tunggu kehadirannya. Entah bagaimana perasaan kita ketika sedang menunggu saat-saat yang mendebarkan hati? Apalagi sudah ditunggu-tunggu selama sebelas bulan. Sikap tersebut adalah wujud begitu besarnya cinta kita terhadap bulan ini.
SDi lingkungan kita, pada saat menjelang bulan Ramadhan, terdapat tradisi unik untuk mengungkapkan kebahagiaan luar biasa. Ada yang berpawai ria dan konvoi, ada pula yang melakukan long march, ada yang menyebar jadwal imsak, ada yang silaturahim seperti halnya lebaran, ada yang bermaaf-maafan, ada yang kumpulan, ziarah ke makam keluarga alias nyekar, ngariung, megengan, munggahan, kirab, dan masih banyak lagi tradisi sejenis lainnya. Bahkan tidak sedikit pedagang yang menabung hasil jerih payahnya selama sebelsa bulan hanya untuk persiapan Ramadhan. Selama Ramadhan ia memilih mudik dan tidak berjualan agar bisa fokus beribadah.
Apapun kegiatannya, yang jelas itu semua adalan bentuk ungkapan kegembiraan menyambut Ramadhan. Jika kita bisa bergembira menyambut Ramadhan, maka seharusnya kita bisa lebih bergembira dan semangat lagi kalau Ramadhan tersebut telah datang, seperti saat ini.
Lalu, bagaimanakah cara Rasulullah saw menyambut Ramadhan, alias tarhib Ramadhan? Beliau melakukan tarhib Ramadhan jauh-jauh hari sebelum datangnya Ramadhan. Pada bulan Sya’ban, Rasulullah saw pun semakin meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahnya. Beliau saw, misalnya, tidak pernah melakukan puasa sunah sebanyak yang dilakukan di bulan Sya’ban. Salah satu dari hikmah memperbanyak puasa di bulan Sya'ban adalah sebagai latihan puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Apakah itu bukan sebuah tarhib? Ya, begitulah salah satu cara Nabi menyambut kehadiran Ramadhan, sebulan sebelumnya telah dipersiapkan matang-matang.

Jumat, 29 Mei 2015

Keutamaan Bulan Sya'ban


Oleh: Muhbib Abdul Wahab

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aisyah RA menuturkan: "Aku tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa selama sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat beliau banyak melakukan puasa di luar Ramadhan kecuali pada bulan Sya'ban." (HR Muttafaq 'alaih)

Hadis tersebut menunjukkan bahwa Sya'ban merupakan bulan "pemanasan puasa" atau prakondisi Ramadhan. Puasa, sebagai amalan yang sangat dianjurkan dilakukan, di bulan Sya'ban, merupakan latihan persiapan yang diharapkan dapat memantapkan kualitas puasa Ramadhan. Jika diibaratkan bercocok tanam, Sya'ban itu bulan menyemai benih, mulai merawat pertumbuhan "tanaman kebaikan", sedangkan Ramadhan merupakan bulan memanen. Artinya, kita tidak mungkin dapat memanen kebaikan kalau tidak pernah menanam dan merawat tanaman itu.

Pesan lain yang dapat dipetik adalah bahwa ibadah Ramadhan menjadi lebih sempurna dan lebih produktif jika didahului dengan latihan-latihan spiritual (riyadhah ruhiyyah) yang terprogram secara berkelanjutan. Karena ibadah dalam Islam pada umumnya menuntut adanya konsistensi (istiqamah) dan keberlanjutan, bukan hanya dilakukan sekali dan langsung paripurna, kecuali ibadah haji.

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sya'ban itu bulan antara Rajab dan Ramadhan. Bulan ini banyak diabaikan oleh umat manusia, padahal dalam bulan ini (Sya'ban)  amal-amal hamba itu diangkat (diterima oleh Allah). Aku ingin amalku diterima oleh Allah di bulan Sya'ban dalam keadaan aku berpuasa." (HR Baihaqi)

Keutamaan Sya'ban juga dijelaskan oleh Nabi SAW bahwa pada malam pertengahan itu (nishfu Sya'ban) Allah SWT turun ke langit dunia untuk "memonitor" semua makhluk, lalu mengampuni hamba-hamba-Nya (yang beristighfar), kecuali orang musyrik dan orang yang saling bermusuhan (HR Ibn Majah). Jadi, sebagai persiapan mental-spiritual, kita perlu bermuhasabah dengan qiyamulail (shalat Tahajud), bertobat, beristighfar, bermunajat kepada Allah sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.

Selain itu, pada Sya'ban juga Allah menetapkan perubahan arah kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis, Palestina, ke Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah. Perubahan arah kiblat ini membawa hikmah besar bagi Nabi SAW sendiri maupun umat Islam, yaitu peneguhan akidah tauhid dan signifikansi persatuan umat.

Pemaknaan Sya'ban sebagai bulan pemantapan iman, persiapan mental-spiritual prakondisi Ramadhan, dan persatuan umat menjadi sangat relevan dengan arti dan konteks historis Sya'ban itu sendiri. Menurut sejarah, dinamai "Sya'ban" karena orang-orang Arab pada waktu itu banyak berpencar untuk mencari mata air sehingga terpencar dan bercerai-berai. Mencari air di padang pasir mengandung makna berjuang mati-matian untuk menmpertahankan hidup dan meraih masa depan yang lebih baik.

Jadi, bulan Sya'ban juga harus dimaknai dan diisi dengan memperbanyak amalan-amalan sunah yang dapat me-refresh spiritualitas dan moralitas kita sehingga ketika memasuki Ramadhan kita benar-benar siap untuk berpuasa lahir batin. Tidak ada salahnya pula jika di bulan Sya'ban ini kita banyak berdoa: "Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban ini, dan antarkanlah kami sampai (berpuasa) di bulan Ramadhan." Meski doa ini tidak berasal dari Nabi SAW, spirit untuk menyambut dan memasuki bulan Ramadhan itu sangat penting. Wallahu a'lambishawab 

Sabtu, 11 April 2015

Sekilas Tentang FSLDKD VI 2015 Sulawesi Tengah

 
Berikut sekilas tentang FSLDKD VI Sulawesi Tengah

Landasan
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
(QS. As-Saff : 4)

Selasa, 07 April 2015

Sekolah Pasar Modal Syariah (SPMS)



 
Sekolah Pasar Modal (SPM) dan Sekolah Pasar Modal Syariah (SPMS) adalah program edukasi dan sosialisasi pasar modal yang diselenggarakan secara berkala dan bebas biaya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Seluruh masyarakat umum dapat menjadi peserta SPM dan SPMS sepanjang telah melakukan pendaftaran sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
TUJUAN KEGIATAN
Sekolah Pasar Modal (SPM)
·  Memberikan informasi yang benar tentang pasar modal Indonesia
·  Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang investasi di pasar modal·  Meningkatkan jumlah investor di pasar modal Indonesia
Sekolah Pasar Modal Syariah (SPMS)
·  Memberikan informasi yang benar tentang pasar modal Syariah Indonesia
·  Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang investasi Syariah di pasar modal·  Meningkatkan jumlah investor Syariah di pasar modal Indonesia
DESKRIPSI KEGIATAN
Sekolah Pasar Modal (SPM)
Diselenggarakan selama satu (1) hari dari jam 09.00 – 16.00 WIB dan terdiri dari dua (2) level:
·  level 1 untuk masyarakat yang ingin mengetahui gambaran umum pasar modal dan cara berinvestasi di pasar modal Indonesia
·  level 2 untuk masyarakat yang telah menjadi investor di pasar modal Indonesia
Sekolah Pasar Modal Syariah (SPMS)
Diselenggarakan selama satu (1) hari dari jam 09.00 – 16.00 WIB dan terdiri dari dua (2) level:
·  level 1 untuk masyarakat yang ingin mengetahui gambaran umum pasar modal Syariah dan cara berinvestasi secara Syariah di pasar modal Indonesia
·  level 2 untuk masyarakat yang telah menjadi investor Syariah di pasar modal Indonesia
Setiap peserta SPM maupun SPMS akan mendapatkan sertifikat kegiatan apabila memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
 
Pada tanggal 02 April 2015 panitia pelaksana adalah Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Panca Bhakti Palu, FoSSEI Regional Sulteng, Mahasiswa Pencinta Mushollah (MPM) Daarul Arqam STIE Panca Bhakti Palu, dan KaSEI FrESh STIE Panca Bhakti Palu. Pada seminar kali ini di hadiri oleh seluruh masyarakat kota palu khususnya para mahasiswa, dengan menghadirkan Presidium I Nasional  Akhi Syahid Irfan Mubarok, Bpk. Irwan Abdollah, Kanni Hidaya.
Kegiatan ini merupakan kegiatan pertama di Sulawesi Tengah khususnya di Kota Palu. Semoga dengan terselenggaranya kegiatan ini dapat memberikan konstribusi positif bagi masyarakat kota Palu. terimakasih untuk pihak pihak yang telah banyak membantu dalam hal terlaksananya kegiatan ini. semoga mendapat pahala di sisi Allah SWT. Aamiin


Pentingnya Tarbiyah

 
Tarbiyah Islamiyah
Adakah yang tahu tarbiyah itu apaa???? Kalo lum tahu, coba kita ulas “sedikit” tentang tarbiyah ini……. Menurut Abdurrahman An-Nahlawi ada tiga akar kata untuk tarbiyah. Rabaa-yarbu yang bermakna bertambah dan berkembang. Rabiya-yarba yang bermakna tumbuh dan berkembang. Rabba-yarubbu yang bermakna memperbaiki, mengurusi, mengatur, menjaga dan memperhatikan. Bagi gerakan yang didirikan Hasan Al Banna, tarbiyah memiliki sedikitnya tiga makna. Ia berakar dari kata Rabaa, Yarbuu, tumbuh. Tarbiyah menumbuhkan seseorang dari kekanakan ruh, kekanakan akal, dan kekanankan jasad menuju kematangan dan kedewasaan. Rabiya, Yurbii, berkembang. Tarbiyah mengembangkan manusia muslim dalam kemampuan-kemampuan yang dibutuhkannya menjalani kehidupan. Yaitu sebagai abdullah dan khalifah. Rabba, Yarubbu, memberdayakan. Ia yang telah tumbuh dan berkembang, harus diarahkan untuk berdaya guna. Kita telah menjadi mutarabbi, memiliki murabbi, halaqah, jadwal liqa’ pekanan, dan lainnya. Namun apakah kita telah tarbiyah karena alasan-alasan tersebut? Apakah kita telah berubah? Apakah kita telah memiliki kemampuan mengubah? Sejauh manakah kita telah merasakan sakitnya perubahan? Sejauh mana pula kerelaan kita untuk berubah? Atau kita tetaplah kita yang dulu, tak berubah karena tarbiyah dan

RENUNGAN PAGI



RENUNGAN PAGI :

* Apa yg kita Cari didalam Hidup ini..?!*

Kita hidup di gunung merindukan​ pantai...
Kita hidup di pantai merindukan​ gunung...

Kalau kemarau kita tanya kapan hujan?
Di musim hujan kita tanya kpn kemarau?

Diam di rumah pengennya pergi...
Setelah pergi pengennya pulang ke rumah...

Waktu tenang cari keramaian...
Waktu ramai cari ketenangan...​

Sudah berkeluarga, mengeluh belum punya anak, setelah punya anak mengeluh biaya hidup dan pendidikan...

Ternyata SESUATUMU tampak indah karena belum kita miliki...
Kapankah kebahagiaa​n akan didapatkan​ kalau kita hanya selalu memikirkan​ apa yang belum ada, tapi mengabaikan​ apa yang sudah kita miliki...

Senin, 16 Februari 2015

Maulid Nabi SAW 1436 H

Assalamualaikum Wr. Wb.
Sedikit Share..........
tentang 
Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1436 H di rangkaikan dengan Pengajian Bulanan pada tanggal 17 Januari 2015 dan
dilaksnakan oleh Dept. Syiar dan dakwah MPM Daarul Arqam STIE Panca Bhakti Palu. Dalam kegiatan ini dihadiri oleh Ketua III Bid. Akademik yaitu bapak Natsir Lambogo, SE., MM., seluruh mahasiswa/mahasiswi Muslim STIE Panca Bhakti Palu, dan LDK Se-kota Palu ( LDK An-Naafi dan LPIM STIK IJ) serta Ust. Hartono sebagai pembicara Utama.
Kami selaku pengurus mengucapkan terimakasih kepada panitia pelaksana dan dewan senior yang telah banyak membantu dalam mensukseskan kegiatan ini.
kami berharap untuk kegiatan kedepannya agar lebih baik dari pada sekarang.
 Waalaikum Salam Wr. Wb.

Minggu, 15 Februari 2015

Mengapa Umat Islam Terpuruk?

Mengapa Umat Islam Terpuruk?
By: Nandang Burhanudin
 


Sepanjang khutbah Jumat atau dalam lantunan doa-doa qunut, kita sering menyampaikan doa: "Allaahumma a'izzal Islaam wal Muslimin!"
(Ya Allah, jayakanlah Islam dan umat Islam).

Namun mengapa seorang Liebermen, Menlu Israel mengatakan, "Mana Allah Tuhan kalian, mengapa diam saja saat kami hancurkan Gaza?"
Malah saat kader-kader Ikhwan dibantai Jenderal As-Sisi, seorang ulama mengatakan, "Ikhwan tidak diridhoi Allah. Makanya dihancurkan!"

Mengapa Allah tak menurunkan pertolongan dan kejayaan, atau mengabulkan doa-doa kita?

Penyebabnya:
Umat Islam berada pada fase kritis. Kita umat Islam bersemangat jihad fii sabilillah. Namun abai dalam mempersiapkan segala hal yang mampu dilakukan untuk berjihad. Umat Islam bersemangat merestorasi citra di hadapan non Islam. Sayangnya kebanyakan kita tak bersungguh-sungguh menampilkan kemampuan optimal dan maksimal untuk memperbaiki realitas kita sendiri.
Kita menginginkan seluruh urusan umat Islam dan agama Islam diurus oleh pihak-pihak kompeten, terpilih, memiliki integritas dan kapasitas mumpuni. Namun derap langkah, gerak perjuangan tak melebihi lantunan doa.
Kita selalu mengharapkan jalan keluar, solusi terbaik dari problematika umat, namun kita tidak menyiapkan perbekalan, alat yang cukup, dan nafas perjuangan yang panjang.
Akhirnya kita terjerumus pada harapan, menunggu dan menunggu turunnya keajaiban, tapa berusaha keras menempuh sunnatullah yang seharusnya dilakukan.
Mengaku paling sesuai dengan thoriqoh dakwah Rasul. Lalu saat menengok pada aktivitas keseharian, kita terpana dalam kaget.

Bahwa untuk berhijrah saja, baginda Rasul mempersiapkan makan, minuman, perbekalan, kendaraan, teman di perjalanan, dan petunjuk jalan (walaupun seorang kafir). Baginda Rasul mengambil sunnatullah yang harus dilalui. Mempersiapkan persiapan maksimum, baru setelah semua itu, baginda Rasul menyerahkan takdir perjuangan kepada Allah Ta'ala.

Bukankah saat di Gua Tsur, Rasul bersabda kepada Abu Bakar Shiddiq, "Andai salah seorang kafir musyrik yang mencari jejak melihat ke bawah kakinya, niscaya ia akan mampu melihat kita." Allah Ta'ala menurunkan mukjizat, keajaiban, dan menghujamkan keyakinan,

"Jangan pernah bersedih, Allah bersama kalian."

Sepanjang sejarah, peradaban Islam dan keagungannya tidak dilahirkan dari rahim keajaiban atau kekuatan supranatural. Penaklukan-penaklukan wilayah baik di era Umayyah, Abbasiyah, Utsmaniyah, selalu menghadirkan persiapan herois dan perjuangan patriotis.
Silahkan baca kisah Shalahuddin Al-Ayyubi, Qutuz, atau Muhammad Al-Fatih. Tak ada yang simsalabim. Tapi diawali dari riset berkepanjangan,persiapan prajurit yang tak terkalahkan. Berbaris rapih melebihi jamaah shalat saat ini.
Seorang Zaki Nagueb Mahmud, filosof Mesir kenamaan menegaskan, bahwa tragedi yang menimpa umat Islam disebabkan pudarnya "cita rasa Islam" (Islamic Sense).
Cita rasa itu perlahan sirna dari keIslaman kita. Ritual-ritual terus dilakukan, namun nilai-nilai Islam dan manhaj (way of life) tanpa disadari hilang.

Akhirnya segala kebutuhan umat Islam disuplai pihak luar yang anti-Islam.

Maka doa-doa, jargon, bahkan teriakan takbir kita tak menggetarkan musuh-musuh Islam.
Karena kita tidak memiliki sebab-sebab yang mampu menopang kita menjadi pemenang.
Kita alergi dengan apapun yang datang dari Barat.
Tapi kita tak mampu menampilkan diri sebagai yang terbaik.

Umat Islam generasi awal tidak alergi dengan model Persia saat menggali parit di perang Khandaq. Juga tidak menolak menggunakan Manjaniq yang merupakan senjata Romawi saat menaklukkan Thaif. Pun memanfaatkan orang munafik benama Shafwan bin Umayyah untuk memerangi Hawazin.

Sementara kita?

Selasa, 27 Januari 2015

PSIKOLOGIST



PSIKOLOGIST MENGATAKAN
1.      Apabila  seseorang itu terlalu ketawa terbahak bahak biarpun hanya perkara kecil yang langsung tidak lucu dan kelihatan bodoh, dia sebenarnya seorang yang mempunyai jiwa yang sangat sunyi.
2.      Sekiranya seseorang itu banyak tidur dia orang yang kuat bersedih
3.       Apabila dia kurang bercakap tapi pantas dalam berbicara bermakna dia menyimpan seribu rahasia
4.      Sekiranya dia sukar untuk mengeluarkan air mata dia seorang yang lemah
5.      Kalau senang menangis meskipun benda yang kecil sahaja dia seorang yang berhati lembut
6.      Dan sekiranya dia cepat marah biarpun perkara sekecil kuman, itu bermakna dia perlukan kasih sayang.

Berusahalah untuk memahami orang selepas kita memahami diri kita sendiri.
Bukan 100% betul tapi ada sedikit kebenarannya disitu.

KADER OTONOM

KADER OTONOM
〰〰〰〰〰〰
📝 Sebuah catatan kecil untuk kader dakwah
〰〰〰〰〰〰

Li kulli marhalatin ahdafuha, li kulli marhalatin rijaluha — Dalam setiap tahapan dakwah ada tujuan dan tokohnya masing-masing. Setiap tahapan dakwah bersifat unik dan spesifik, bukan sesuatu yang bersifat umum. Prinsip ini tidak dapat dipungkiri dalam kerja-kerja berjamaah dengan generasi yang silih berganti

Senin, 26 Januari 2015

RENUNGAN PAGI :


* Apa yg kita Cari didalam Hidup ini..?!*

Kita hidup di gunung merindukan​ pantai...
Kita hidup di pantai merindukan​ gunung...

Cuplikan Kisah Para Penuntut Ilmu



Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam atas Rasulullah.
Sebagaimana telah diketahui bahwa mempelajari ilmu agama (tafaqquh fiddin) memiliki keutamaan yang begitu banyak. Diantara keutamaan tersebut tersirat dalam sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berikut,
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ
“Barangsiapa dikehendaki baginya kebaikan oleh Allah, Maka Dia akan memberikan pemahaman agama kepadanya.” [HR Bukhari dan Muslim dari Muawwiyah radhiyallahu anhu]
Pada tulisan kali ini kami ingin sedikit menampikan cuplikan kisah para penuntut ilmu baik dari kalangan Nabi, sahabat maupun ulama’ setelah mereka.  Semoga kita bisa mengambil faedah dari cuplikan kisah mereka.

Selasa, 20 Januari 2015

Melihat yang tidak ada




Seorang anak kehilangan uang Rp. 10.000,-, dia begitu sedihnya dan menangis sejadi-jadinya.
Paman anak tersebut, merasa kasihan, kemudian dia menghampiri anak itu.
"kenapa kamu menangis?" tanya pamannya dengan penuh kasih sayang.


"Uang saya hilang Rp. 10.000,-" katanya sambil terisak-isak.
"Tenang saja, nich paman ganti yah.....paman kasih Rp. 10.000,- buat kamu. jangan menangis lagi yah!" kata pamannya sambil
menyerahkan selembar uang Rp. 10.000,-. Namun si anak tetap saja menangis, kenapa?
"Kenapa kamu masih menangis saja ? kan sudah diganti ?" tanya pamannya.

Minggu, 18 Januari 2015

Valentine Day bukan untuk Islam



Benarkah ia hanya kasih sayang belaka ?
 
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)
 
Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau  iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan  dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.

Cara Nabi Muhammad Berdakwah Menyampaikan Ajaran Islam




Cara Nabi Muhammad Berdakwah Menyampaikan Ajaran Islam
Setelah mempelajari tentang Riwayat Lengkap Nabi Muhammad maka kali ini kita akan melihat bagaimana cara dakwah Nabi Muhammad dalam menyampaikan ajaran Islam.
 Berikut ini dijelaskan beberapa cara Nabi Muhammad menyebarkan ajaran Islam.
1. Dakwah nabi Muhammad secara sembunyi-sembunyi
Beberapa bulan kemudian Jibril muncul lagi untuk menyampaikan wahyu berikutnya yang antara lain menyuruh Muhammad untuk memulai memimpin hamba Allah kejalan yang benar, jalan yang diridhai oleh Allah swt, wahyu tersebut berbunyi:
Artinya :
“Hai orang yang berkemul (beselimut) bangunlah lalu berilah peringatan!” (QS Al-Mudatsir: 1-2).